Senin, 07 Februari 2022

Prediksi Tren Agrikultur Teknologi Tahun 2022, Bagaimana Nasib Drone Pertanian?

BarunaAgroPertanian merupakan salah satu sektor paling menonjol dan penting dalam ketahanan pangan baik di tingkat domestik maupun global. Teknologi pertanian atau agtech terus berkembang seiring dengan tantangan perubahan iklim, pandemi COVID-19 dan digitalisasi yang menyebabkan permintaan global keberlanjutan serta transparansi dan efisiensi biaya.  Penggunakan teknologi canggih diharapkan mampu mendorong efisiensi dalam produksi pertanian. Remo Carbone, CEO MEQ Probe, perusahaan teknologi yang mengembangkan alat pengukur lemak intramuskular domba memprediksi tren agtech tahun ini.


Berikut lima tren utama yang diprediksi Carbone akan mempengaruhi sektor pertanian pada tahun 2022 saat berbincang dengan North Queensland Register: 

1. Adopsi teknologi meningkat

AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan), mesin dan internet of things (IoT) adalah investasi besar bagi Agtech. Solusi baru termasuk mesin pertanian otonom, suplemen makanan untuk hewan seperti Asparagopsis (ganggang merah yang menghambat produksi metana pada ternak) dan pertanian vertikal. Kedatangan 5G juga memungkinkan teknologi baru seperti drone mengirim gambar resolusi tinggi dari lahan pertanian, melacak ternak, gulma dan hama. Ada juga uji coba menggunakan satelit nano dan sensor pintar untuk memantau tangki air dan turbin angin. Video dan gambar HD, termasuk gambar termal dan topografi, melacak dan mengidentifikasi objek seperti ternak, gulma dan hama menggunakan AI. Analisis kondisi lapangan dengan lebih baik, pendistribusian benih dan penyemprotan, serta mengelola tanaman dan ternak dolakukan melalui kendali jarak jauh.

2. Percepatan otomatisasi

Banyak pabrik produksi sedang berjuang dengan masalah ketenagakerjaan, tidak dapat mempekerjakan banyak pekerja karena pembatasan internasional dan khawatiran akan lockdown tiba-tiba karena dampak pandemi.

Kondisi ini mendorong pergeseran pertanian ke arah otomatisasi dan robotika, untuk mengurangi jumlah pekerja, terutama terkait tugas manual dan berulang serta tujuan efisiensi. Saat ini, robot sudah digunakan untuk memerah susu sapi karena kurangnya keterampilan dan tenaga kerja dalam memanen hasil pertanian. 

3. Diversifikasi pasar berkelanjutan

Hampir tiga perempat dari apa yang dihasilkan pertanian Australia misalnya untuk ekspor. Jadi, mereka memiliki kepentingan memastikan keterkaitan global dalam meningkatkan kesadaran tentang produk premium yang dihasilkan. Ketegangan politik baru-baru ini antara Cina dan Australia memaksa sektor pertanian fokus pada pasar lain, dan mereka berhasil melakukannya dengan menyebarkan produk ke sejumlah pasar. Tren ini akan terus berlanjut. Sejak krisis terjadi politik, lebih banyak domba diekspor ke AS dan bagian lain Asia daripada sebelumnya. Ekspor anggur sangat terpukul karena kebijakan tarif Cina namun ekspor ke Inggris naik 23 persen atau mencapai level tertinggi dalam satu dekade. Pertumbuhan yang kuat juga terjadi di Eropa, Korea Selatan dan Asia Tenggara, terutama Singapura. Produsen daging tengah menjajaki peluang di Indonesia. ABARES memperkirakan konsumsi daging Indonesia akan meningkat 1.321 persen pada tahun 2050 dan industri bawang bombai mulai merambah ke pasar Eropa dan Asia Tenggara. Pemerintah Australia menginvestasikan sekitar Rp744 triliun melalui Inisiatif Perluasan Agribisnis untuk membantu industri pertanian, kehutanan dan perikanan lokal mendiversifikasi dan memperluas pasar ekspor mereka. 

4.Peningkatan investasi dan pendanaan

Perusahaan agtech telah menetapkan dasar kuat untuk inovasi dan profitabilitas di Australia. Loam Bio, Agriwebb, dan DAS semuanya telah menikmati jutaan dolar selama beberapa tahun terakhir yang seharusnya menjadi dorongan kepercayaan bagi komunitas investasi. Ada dana modal ventura khusus fokus pada pertanian seperti AgFunder yang berinvestasi mengubah sistem pangan dan pertanian Australia. Diperkirakan sektor teknologi pangan pertanian global mengumpulkan lebih dari Rp300 triliun pada tahun 2020, tumbuh 34,5% dibandingkan tahun 2019. Lebih dari setengahnya mengalir ke biotek pertanian, manajemen pertanian dan robotika pertanian. Mengingat tingkat pertumbuhan cepat di sektor ini dan peluang pasar lebih luas pada tahun 2022, investasi dan pendanaan di agtech akan meningkat pesat. 

5.Fokus pada transparansi dan produk premium

Produk ekspor menjadi semakin berkualitas. Pasar internasional sekarang mengharapkan daging kualitas premium yang sudah dikemas dan siap dijual secara eceran di rak supermarket begitu dibuka. Tren ini juga didorong peningkatan fokus konsumen pada kualitas dan keberlanjutan. Ini mendorong lebih banyak standar dan inisiatif industri untuk menunjukkan kualitas dan jaminan pada produk mereka. Bagi industri daging, transparansi dapat membantu mengatasi kesalahpahaman dan ketidakakuratan. Ketertelusuran rantai pasokan merupakan kunci untuk membantu mencegah penipuan makanan. Daging pra-pengemasan membantu mencegah penipuan dan menjamin kualitas produk. Teknologi grading analisis spektral juga dapat menentukan kualitas dan komponen gizi daging merah seperti sifat persentase lemak intramuskular (marbling). Ini akan memberi pengecer dan konsumen lebih banyak informasi tentang daging merah daripada sebelumnya. Untuk mencapai ini memerlukan peningkatan produktivitas yang signifikan, peningkatan akses pasar dan diversifikasi. Industri, investasi, dan badan pengatur akan memainkan peran kunci.

1 komentar:

Prediksi Tren Agrikultur Teknologi Tahun 2022, Bagaimana Nasib Drone Pertanian?

BarunaAgro -  Pertanian merupakan salah satu sektor paling menonjol dan penting dalam ketahanan pangan baik di tingkat domestik maupun glob...